Kisah kesetiaan suami dan isteri.
Karya : Baebudin.
Disuatu hari, sang isteri menerima surat dari suaminya.
Surat cinta teruntuk isteriku :
Isteriku, kalau hari ini dirimu merasakan kebahagiaan, berarti aku sudah bisa membahagiakanmu. Dan, itu adalah tugasku.
Isteriku, tahukah bahwa hidup itu bahagia dan saling membahagiakan.
Maka dari itu, seterpuruknya saya sebagai suamimu, tetap ada yang dilakukan untuk dan demi kebahagiaan isteriku. Yaitu, membahagiakan orang yang tercinta dan terkasih, untuk isteriku.
Isterimu. Namun, apakah kelak nanti bila sudah waktunya kondisi tubuhku yang tua renta dan sudah tidak bisa lagi bergerak, apakah aku ini mampuh membahagiakanmu?
Hanya pandangan mata dan kehadiran jiwa ragaku inilah yang bisa membahagiakanmu.
Karena, sisa-sisa cinta dan kasih sayangku saat dipengujung usia hanya ku berikan untukmu isteriku.
Isteriku, harta yang bisa aku tinggalkan bila aku sudah tak bisa lagi melihatmu dan pergi meninggalkanmu, hanya kasih dan sayangku semasa hidup bersama denganmulah yang aku berikan.
Isteriku, hargailah kebahagiaan cinta dan kasih sayang itu.
"Aku percaya, suamiku. Cintamu kan tetap abadi....." ucap sang isteri selesainya membaca surat itu.
(3 tahun kemudian)
"Maafkan aku, suamiku. Sudah sekian tahun kau tetap setia menunggu kehadiranku. Apakah kau tetap seperti dulu yang pernah aku lihat? Apakah kau tak menyesal sekian tahun menunggu, hanya untuk kesetian?" kata si Isteri.
"Harus berapa tahun lagi kah kau uji kesetianku, isteriku? Bukankah 3 tahun itu waktu yang cukup lama untuk menunggu. Apakah, yang kau lihat ini sudah berbeda tak seperti yang kau lihat, dulu dan saat ini? Apa ada yang berbeda denganku? Tidak, tidak isteriku. Aku yang pernah kau lihat dulu dan saat ini, tak ada bedanya. Yang membedakan itu, karena jarak diantara kita ini yang telah melewati dan merasakan perpisahan," kata si Suami.
"Suamiku, apa yang kau cari hidup denganku?" tanya si Isteri.
"Kebahagiaan. Ya..., itu. Kebahagian bila aku sudah melihatmu bahagia. Dan, saat aku bahagia karena kehadiranmu. Itu saja, Isteriku," jawab si Suami.
"Suamiku, hanya kata terimakasih dan senyum bahagiaku inilah yang bisa aku berikan sebagai tanda balasan untukmu yang sudah memberikan kebahagiaanku. Tentu, tentu, akupun tetap setia mendampingimu," kata si Isteri.
(Keduanya saling merasakan kebahagiaan setelah sekian lama berpisah)
**********Sekian**********
05.46 WIB.
Selasa, 13 Juni 2017.
Karya : Baebudin.
Disuatu hari, sang isteri menerima surat dari suaminya.
Surat cinta teruntuk isteriku :
Isteriku, kalau hari ini dirimu merasakan kebahagiaan, berarti aku sudah bisa membahagiakanmu. Dan, itu adalah tugasku.
Isteriku, tahukah bahwa hidup itu bahagia dan saling membahagiakan.
Maka dari itu, seterpuruknya saya sebagai suamimu, tetap ada yang dilakukan untuk dan demi kebahagiaan isteriku. Yaitu, membahagiakan orang yang tercinta dan terkasih, untuk isteriku.
Isterimu. Namun, apakah kelak nanti bila sudah waktunya kondisi tubuhku yang tua renta dan sudah tidak bisa lagi bergerak, apakah aku ini mampuh membahagiakanmu?
Hanya pandangan mata dan kehadiran jiwa ragaku inilah yang bisa membahagiakanmu.
Karena, sisa-sisa cinta dan kasih sayangku saat dipengujung usia hanya ku berikan untukmu isteriku.
Isteriku, harta yang bisa aku tinggalkan bila aku sudah tak bisa lagi melihatmu dan pergi meninggalkanmu, hanya kasih dan sayangku semasa hidup bersama denganmulah yang aku berikan.
Isteriku, hargailah kebahagiaan cinta dan kasih sayang itu.
"Aku percaya, suamiku. Cintamu kan tetap abadi....." ucap sang isteri selesainya membaca surat itu.
(3 tahun kemudian)
"Maafkan aku, suamiku. Sudah sekian tahun kau tetap setia menunggu kehadiranku. Apakah kau tetap seperti dulu yang pernah aku lihat? Apakah kau tak menyesal sekian tahun menunggu, hanya untuk kesetian?" kata si Isteri.
"Harus berapa tahun lagi kah kau uji kesetianku, isteriku? Bukankah 3 tahun itu waktu yang cukup lama untuk menunggu. Apakah, yang kau lihat ini sudah berbeda tak seperti yang kau lihat, dulu dan saat ini? Apa ada yang berbeda denganku? Tidak, tidak isteriku. Aku yang pernah kau lihat dulu dan saat ini, tak ada bedanya. Yang membedakan itu, karena jarak diantara kita ini yang telah melewati dan merasakan perpisahan," kata si Suami.
"Suamiku, apa yang kau cari hidup denganku?" tanya si Isteri.
"Kebahagiaan. Ya..., itu. Kebahagian bila aku sudah melihatmu bahagia. Dan, saat aku bahagia karena kehadiranmu. Itu saja, Isteriku," jawab si Suami.
"Suamiku, hanya kata terimakasih dan senyum bahagiaku inilah yang bisa aku berikan sebagai tanda balasan untukmu yang sudah memberikan kebahagiaanku. Tentu, tentu, akupun tetap setia mendampingimu," kata si Isteri.
(Keduanya saling merasakan kebahagiaan setelah sekian lama berpisah)
**********Sekian**********
05.46 WIB.
Selasa, 13 Juni 2017.
No comments:
Post a Comment