Friday, 3 March 2017

Kisah Kawanku

Malam itu Yendi dan Feri sedang berada di sebuah ruang tamu sembari bercerita dan menikmati kopi hangat.

Yendi : Pada awalnya, saya dengan dia itu menjalin cinta. Sudah sekian lamanya waktu hampir 2 tahun lebih, hubungan saya dengan dia berjalan tidak ada kendala apapun. Namun, setelah itu karena diantara kita yang jauh berbeda keadaan yang dipandang menurut keluarganya menjadikan hubungan kita menjadi renggang dan terpisah. Saya yang menyadari dengan kondisi yang kurang mampuh dari segi ekonomi dibandingkan keluarganya, menjadikan saya tidak bisa mempertahankan. Dia yang aku cinta dan sayang akhirnya disunting laki-laki lain pilihan kedua orang tuanya. Setelah dia hidup bersama dengan yang lain, sayapun tidak bisa berbuat apapun. Dan, saya tetap harus tegar jalani aktifitas dari hari ke hari. Waktu berjalan tanpa saya hiraukan tetang kabar dia, yang saya tahu dia sudah bahagia hidup dengan yang lain. Setelah sekian lamanya, aku mendengar kabar tentang dia yang sudah tidak lagi mempertahankan dan berujung perceraian. Kabar itu bukan dari orang lain ataupun dari siapa-siapa, tapi dia yang memberi kabar itu ke saya. Entah apa yang harus saya jawab saat mendengar kabar itu dari dia. Dan, pertemuan saya dengan dia pun terjadi. Di tempat yang sudah biasa untuk dijadikan pertemuan, dia datang untuk menemui saya dan dia berniat untuk memberi kesempatan yang kedua kalinya untuk menjalin asmara. Dia yang selalu berharap untuk kembali dan dia yang sebetulnya tidak berniat untuk menerima pinangan orang lain padahal dia sangat ingin hidup bersama saya, namun dia saat itu yang tidak bisa menolak dan tidak ingin mengecewakan pilihan kedua orang tua menjadikan hubungan dengan saya terpisah. Kini dia berharap dan memohon kepada saya agar kembali mengulang kisah asmara yang dulu sempat terpisah. Tanpa pertimbangan apapun kemudian saya menerima dan di hitungan hari besoknya saya meminang dia. Pernikahanpun terwujud dan saya dengan dia menjalin suami isteri yang syah. Hingga berjalan dari hari ke hari sampai saat ini saya masih menjalin berumahtangga dan sudah diberikan buah hati. Hidup bahagia di rumah dari hasil usaha, bahagia bersama isteri dan buah hati. Begitu kisah yang selama ini terjadi.

Feri : O....., begitu. Ya sudahlah. Kamu bersyukurlah.

Yendi : Kamu sendiri bagaimana Fer?

Feri : Sampai saat ini saya belum diberi pasangan hidup. Ya, mungkin saya harus bersabar.

Yendi : Tetap semangat kawan. Jangan putus asa. Tetap berusaha ya. Semoga kamu diberikan jodoh, Amin....

Feri : Ok, terimakasih kawan. Silahkan itu di minum kopinya.

Yendi : Sudah cukup ah. Oh iya, ini sudah malam, saya pulang dulu. Terimakasih ya.

Feri : Siiippplah. Terimakasih ya sudah main ke tempat saya. Jangan sungkan - sungkan main ke sini ya.

Yendi : Sip. Ok, saya pamit dulu ya.

Feri : Hati-hati ya. Salam untuk Isteri dan anakmu di sana.

Kemudian Yendi meninggalkan rumah Feri. Selang beberapa jam kemudian Feri yang sedang duduk dikursi sembari melihat tv, bunyi telepon selularpun berdering dan Feripun menjawab panggilan telepon.

Feri : Hallo

Yendi : Fer, saya kecelakaan, mobil saya menabrak trotoar jalan. Fer....., tolong jaga isteri dan anak saya. Tolong..... jaga.... Isteri... dan... anak.... saya. Fer....

Feri yang terlihat diam dan tetap mematung setelah mendengar apa yang disampaikan Yendi. Kemudian Feri terduduk terpaku di kursi. Feri yang tidak percaya dan kaget mendengar kabar langsung dari Yendi.

Bersambung.....

Kamis, 2 Maret 2017.
23.12 WIB.
Bayu Saputro.

No comments:

Post a Comment