Awal pernikahan hingga diberikan buah hati terasa masih bisa di pertahankan jalinan rumah tangga. Namun, hati dan perasaanku ini kiranya sudah tak bisa lagi untuk mempertahankan lagi. Karena tidak ada rasa kenyamanan dan ketenangan di dalam rumah tangga.
Setelah aku memberanikan untuk melangkah pada perceraian dan berusaha untuk mencari wanita lain yang sekiranya membuatku nyaman dan bahagia akhirnya aku dipertemukan seorang perempuan.
Seiring waktu berjalan aku pun menjalin hubungan kejenjang pernikahan. Aku sudah menerima dia sebagai isteriku, padahal dia dari segi pendidikan jauh lebih rendah dariku. Dia lulusan sekolah SD sedangkan aku sarjana. Namun, aku tidak mempermasalahkannya. Begitu juga dengan kecantikan dia yang yang mungkin bila dibandingkan dengan mantan isteriku, dia memang tidak secantik dari mantan isteriku. Namun, aku tidak juga mempermasalahkannya.
Hingga setelah melalui pernikahan dan hidup berumah tangga kini aku menerima dia. Karena yang aku rasakan selama dari awal pernikan hingga saat ini aku merasa nyaman dan bahagia. Apalagi perihal materi, dia lebih mengutamakan hidup sederhana dan tidak begitu menuntut terlalu lebih. Padahal, gaji kerjaanku untuk memenuhi kebutuhan rumahtangga lebih dari cukup. Kini aku bersyukur hidup bersama dia hingga diberikan buah hati.
Begitulah kisahku yang aku ceritakan. Mungkin, kisahku ini yang menurutmu tidak seberapa dibandingkan kisahmu yang entah menurutmu bagaimananya.
Bagjo : Ya itulah ceritamu Zen, kau harus berterimakasih ke isterimu yang sekarang. Kisahmu yang dulu itu juga pengalaman yang berharga karena setelah kau lalui kegagalan, setelah itu kau merasakan yang menurutku sudah kau capai apa keinginanmu. Mungkin kau bahagian sekarang dan sampai nanti. Harapanku, semoga bahagia sepanjang masa.
Zen : Terimakasih, kau Bagjo memang kawan yang sejak kecil hingga sekarang selalu mengerti dan selalu ada saat aku suka dan duka.
Bagjo : Ah...., biasa saja Zen. Ok, ayo diminum lagi kopinya. Apa mau tambah lagi nih kopinya?
Zen : Sudah, cukup. Oh iya kita sekarang mau kemana lagi nih. Isteri dan ankakmu sudah tidur. Bagaimana kalau besok saya tunggu kamu di ruang kerja saya. Saja tunggu kamu besok jam 8 pagi. Aku sudah tahu kabar kalau kamu sekarang tidak punya kerjaan. Sebaiknya kamu terima saja pekerjaan di perusahaan saya. Mungkin, hanya ini yang aku berikan sebagai balas jasa atas kebaikanmu. Karena walaubagaimanapun juga kamu kawan baikku. Ok, saya pulang dulu. Jangan lupa besok pagi jam 8.
Bagjo : Terimakasih Zen sudah sempat datang kerumahku.
***Selesai***
Kamis, 2 Maret 2017.
00.11 WIB.
Bayu Saputro.
Setelah aku memberanikan untuk melangkah pada perceraian dan berusaha untuk mencari wanita lain yang sekiranya membuatku nyaman dan bahagia akhirnya aku dipertemukan seorang perempuan.
Seiring waktu berjalan aku pun menjalin hubungan kejenjang pernikahan. Aku sudah menerima dia sebagai isteriku, padahal dia dari segi pendidikan jauh lebih rendah dariku. Dia lulusan sekolah SD sedangkan aku sarjana. Namun, aku tidak mempermasalahkannya. Begitu juga dengan kecantikan dia yang yang mungkin bila dibandingkan dengan mantan isteriku, dia memang tidak secantik dari mantan isteriku. Namun, aku tidak juga mempermasalahkannya.
Hingga setelah melalui pernikahan dan hidup berumah tangga kini aku menerima dia. Karena yang aku rasakan selama dari awal pernikan hingga saat ini aku merasa nyaman dan bahagia. Apalagi perihal materi, dia lebih mengutamakan hidup sederhana dan tidak begitu menuntut terlalu lebih. Padahal, gaji kerjaanku untuk memenuhi kebutuhan rumahtangga lebih dari cukup. Kini aku bersyukur hidup bersama dia hingga diberikan buah hati.
Begitulah kisahku yang aku ceritakan. Mungkin, kisahku ini yang menurutmu tidak seberapa dibandingkan kisahmu yang entah menurutmu bagaimananya.
Bagjo : Ya itulah ceritamu Zen, kau harus berterimakasih ke isterimu yang sekarang. Kisahmu yang dulu itu juga pengalaman yang berharga karena setelah kau lalui kegagalan, setelah itu kau merasakan yang menurutku sudah kau capai apa keinginanmu. Mungkin kau bahagian sekarang dan sampai nanti. Harapanku, semoga bahagia sepanjang masa.
Zen : Terimakasih, kau Bagjo memang kawan yang sejak kecil hingga sekarang selalu mengerti dan selalu ada saat aku suka dan duka.
Bagjo : Ah...., biasa saja Zen. Ok, ayo diminum lagi kopinya. Apa mau tambah lagi nih kopinya?
Zen : Sudah, cukup. Oh iya kita sekarang mau kemana lagi nih. Isteri dan ankakmu sudah tidur. Bagaimana kalau besok saya tunggu kamu di ruang kerja saya. Saja tunggu kamu besok jam 8 pagi. Aku sudah tahu kabar kalau kamu sekarang tidak punya kerjaan. Sebaiknya kamu terima saja pekerjaan di perusahaan saya. Mungkin, hanya ini yang aku berikan sebagai balas jasa atas kebaikanmu. Karena walaubagaimanapun juga kamu kawan baikku. Ok, saya pulang dulu. Jangan lupa besok pagi jam 8.
Bagjo : Terimakasih Zen sudah sempat datang kerumahku.
***Selesai***
Kamis, 2 Maret 2017.
00.11 WIB.
Bayu Saputro.
No comments:
Post a Comment