Suara detak jam dinding memecahkan keheningan suasana pada sebuah ruangan saat kedua orang sedang berunding. Terlihat Astriani terdiam duduk di sebelah kursi Gani. Sore jelang petang saat itu juga Astriani dan Gani terlihat hanya saling berdiam.
Gani : Seharusnya akulah yang....
Astriani : Tidak.
Gani : Saat itu aku melihatmu dengan sangat jelas. Dan, ini sudah ke empat kalinya aku melihat ku dengan dia. Apa yang aku lihat ini, apakah kamu sendiri masih mengelak?
Astriani : Dengarkan dulu penjelasanku, sebentar saja. Selebihnya kamu yang menilai sendiri. Apakah aku dan dia dimatamu salah atau tidaknya.
Gani : Tidak.
Astriani : Dengarkan dulu Gani.
Gani : Tidak. Aku yang seharusnya mengambil keputusan. Apakah kita bagaimana selanjutnya. Aku tidak ingin lagi untuk mempertahankan hubungan ini. Dan, karena aku sudah terlalu lama tersakiti.
Astriani : Gani, Dengarkan dulu penjelasanku.
Gani : Padahal, aku yang berusaha agar hubungan kita tetap sejalan. Tapi, ya sudahlah. Aku tidak sama sekali kecewa dengan apa yang ku putuskan saat ini.
Astriani : Baiklah Gani. Akupun hargai keputusanmu. Yang penting aku dengan dia tidak ada hubungan yang lebih dari sebuah persahabatan. Dia, sahabatku masa kecil yang sudah lama tidak bertemu lagi denganku. Dan, apa yang kamu lihat kemudian kamu punya pikiran yang tidak - tidak, itupun hak kamu yang menilai aku apapun. Bila sudah tidak lagi ingin bersama dan tidak berusaha untuk mempertahankan lagi, itu terserah saja. Akupun tidak bisa menahan kemauanmu.
Gani : Sudahlah. Kita tidak bisa untuk diteruskan lagi. Kita sebatas sahabat. Seperti dia yang kamu anggap sahabat. Maaf, saya pergi. Terimakasih Astriani.
Astriani : Gani......
Kemudian Gani meninggalkan Astriani. Seketika itu juga tangisan Astriani memecahkan suara detakan jam dinding seiring kepergian Gani yang semakin jauh melangkah meninggaljan rumah Astriani. Sedangkan dirumah yang hanya tinggal sendiri seorang Astriani. Masih terduduk di kursi dengan memandangi sepucuk surat yang bereda diatas meja kemudian Astriani mengambil surat tersebut dan beranjak ke kamar tidur. Dengan masih terisak tangisan kemudian astriani membuka surat dan membacanya dengan hati penuh dengan kesedihan.
Bersambung.......
Rabu, 8 Maret 2017.
00.45 WIB.
Bayu Saputro.
Gani : Seharusnya akulah yang....
Astriani : Tidak.
Gani : Saat itu aku melihatmu dengan sangat jelas. Dan, ini sudah ke empat kalinya aku melihat ku dengan dia. Apa yang aku lihat ini, apakah kamu sendiri masih mengelak?
Astriani : Dengarkan dulu penjelasanku, sebentar saja. Selebihnya kamu yang menilai sendiri. Apakah aku dan dia dimatamu salah atau tidaknya.
Gani : Tidak.
Astriani : Dengarkan dulu Gani.
Gani : Tidak. Aku yang seharusnya mengambil keputusan. Apakah kita bagaimana selanjutnya. Aku tidak ingin lagi untuk mempertahankan hubungan ini. Dan, karena aku sudah terlalu lama tersakiti.
Astriani : Gani, Dengarkan dulu penjelasanku.
Gani : Padahal, aku yang berusaha agar hubungan kita tetap sejalan. Tapi, ya sudahlah. Aku tidak sama sekali kecewa dengan apa yang ku putuskan saat ini.
Astriani : Baiklah Gani. Akupun hargai keputusanmu. Yang penting aku dengan dia tidak ada hubungan yang lebih dari sebuah persahabatan. Dia, sahabatku masa kecil yang sudah lama tidak bertemu lagi denganku. Dan, apa yang kamu lihat kemudian kamu punya pikiran yang tidak - tidak, itupun hak kamu yang menilai aku apapun. Bila sudah tidak lagi ingin bersama dan tidak berusaha untuk mempertahankan lagi, itu terserah saja. Akupun tidak bisa menahan kemauanmu.
Gani : Sudahlah. Kita tidak bisa untuk diteruskan lagi. Kita sebatas sahabat. Seperti dia yang kamu anggap sahabat. Maaf, saya pergi. Terimakasih Astriani.
Astriani : Gani......
Kemudian Gani meninggalkan Astriani. Seketika itu juga tangisan Astriani memecahkan suara detakan jam dinding seiring kepergian Gani yang semakin jauh melangkah meninggaljan rumah Astriani. Sedangkan dirumah yang hanya tinggal sendiri seorang Astriani. Masih terduduk di kursi dengan memandangi sepucuk surat yang bereda diatas meja kemudian Astriani mengambil surat tersebut dan beranjak ke kamar tidur. Dengan masih terisak tangisan kemudian astriani membuka surat dan membacanya dengan hati penuh dengan kesedihan.
Bersambung.......
Rabu, 8 Maret 2017.
00.45 WIB.
Bayu Saputro.
No comments:
Post a Comment