Saturday, 18 February 2017

Refleksi Pagi

Suatu hari, anak 6 tahun itu bertanya pada sang Kakek yang kian renta.

Ketika kemarin ia melihat satu sarung golok milik Kakeknya tampak berkarat.

Namun pagi itu besi-besi pengapit sarung golok bahkan goloknya pun tampak bersih mengkilat.

"Kek..., Kakek apakan sarung dan golok itu? jadi berbeda. Kemarin penuh karatan," tanya si Cucu kepada Kakek.

"Kamu ingin tahu Cu?" jawab si Kakek.

Si cucu menganggukan kepala dengan mata tak lepas dari melihat wajah sang Kakek menanti jawaban selanjutnya.

"Kalau kamu ingin tahu sebaiknya kamu juga harus ingin bisa nak. Karena terkadang apa yang kamu ketahui dari mata, telinga, bisa berbeda dengan yang kamu ketahui dari rasa-mu," kata si Kakek.

Melongo si cucu, pemikiran seumuranya seperti di ajak Kakeknya main petak umpet di malam yang gelap.

Hanya dia dan Kekenya yang ada di permainan, hanya dia yang mencari sang Kakek yang bersembunyi di balik kegelapan dan entah dimana.

Termangu si cucu buyar oleh dentingan suara palu yang dihantamkan Kakeknya pada sebuah besi yang dialaskan pada potongan rel.

"Jangan bingung cu..., kamu harus membiasakan untuk ingin tahu. Banyak melihat dan bertanya. Cari jawabanya. Ada banyak hal yang akan terlewati tanpa kamu tahu. Ada banyak hal yang kamu lakukan tapi juga tidak kamu ketahui. Biasakan kamu melakukan apa saja dengan sadar bahwa kamu sedang melakukan sesuatu yang apa saja. Karena jika kamu melakukan tapi kamu tidak tahu terhadap apa yang kamu lakukan itu berarti kamu sedang diperlakukan," kata si Kakek.

"Nggg... Kakek untuk apa memengkilapkan golok itu?" ucap si cucu dengan kepolosan menguak senyum di sudut bibir si Kakek.

"Kalau yang Kakek lakukan ini adalah untuk kamu yang kebetulan hidup bersama Kakek. Golok ini Kakek asah untuk dipergunakan saat kakek kerja untuk makan dan jajan kita," terah si Kakek.

"Ooh.. jadi ini di asah ya Kek," kata si Cucu.

"Iya Cu, cobalah asah ini," kata Si Kakek sembari memberikan lempengan alumunium bekas tutup panci yang kusam dan kikir ke cucunya.

"Mengasah bukan cuma menajamkan benda yang semula tajam yang sudah tumpul tapi juga untuk memengkilapkan, mencemerlangkan, bisa juga untuk membuat indah hingga sedap untuk dipandang. Seringlah kamu mengasah agar kamu tahu, asahlah apa yang sudah kamu tahu, terus lakukan dan lakukan," kata si Kakek.



Oleh penulis bloger aroengextriem.
Rabu, 15 Februari 2017.
17.56 WIB.



Sumber :
http://aroengextriem.blogspot.co.id/2017/02/refleksi-pagi-suatu-harianak-6-tahun.html?m=1

No comments:

Post a Comment