Lalu senja itu dipandangi oleh kedua sepasang kakek dan nenek, keduanya saling bergenggaman tangan.
Tak ada sekata patahpun diantara keduanya, hanya perlambang kasih sayang pada genggaman tangan.
Hingga jelang terbenamnya sang senja, kedua nenek dan kakek itu kemudian meninggalkan tempat dimana tempat itu adalah tempat dari tahun ke tahun yang selalu dijadikan untuk menikmati sisa-sisa senja akan terbenam.
Dihari selanjutnya, nenek di tempat itu yang masih saja datang untuk menikmati walaupun tidak lagi ditemani kakek.
Dengan tetap tegar nenek memandangi sisa-sisa senja hingga jelang petang tiba.
Dipandanginya senja indah itu oleh nenek dengan wajah yang mengartikan tak ada penyesalan maupun kesedihan menatap senja indah itu.
Diwaktu selanjutnya, ditempat yang dijadikan tempat pertemuan sepasang kakek dan nenek itu sudah tidak ada lagi tanda-tanda kasih cinta, nenek itu sudah pergi meninggalkan dunia.
Kini, hanya senja dan tempat indah itu yang tak lagi dijadikan tempat pertemuan kedua kakek dan nenek.
Ditempat itu tak ada lagi yang memandangi senja maupun saling genggaman tangan kedua insan yang sedang menikmati kasih sayang.
Kisah kasih cinta kakek dan nenek yang bertemu di tempat itu kemudian oleh Sanbiwara dibuatkanlah patung kakek dan nenek yang persis sedang memandangi senja dengan kedua tangan kakek dan nenek saling bergenggaman.
Sanbiwara, sosok pemuda yang ternyata memperhatikan dari kejauhan kedua kakek dan nenek sepanjang hidupnya bila sedang berada di tempat itu.
Kini ditempat itu, patung kakek dan nenek dengan diberi bentuk tulisan, dipadati oleh pengunjung yang datang sembari menikmati senja indah.
"Taman Cinta Sanbiwara," ucap Andi kepada Ani.
"Sanbiwara itu siapa siapa sih? Kenapa tempat ini di beri nama taman cinta sanbiwara? Trus patung kakek dan nenek itu siapa ya? Kenapa kakek dan nenek memandangi ke arah senja saat terbenam? Trus kenapa kedua tangan kakek dan nenek itu saling bergegaman?" tanya Ani kepada Andi.
"Saya juga tidak tahu," jawab Andi.
Andi dan Ani yang sedang di tempat yang sekarang diberi nama Taman Cinta Sanbiwara itu kemudian mereka berdua mengabadikannya dengan brrfoto bersama dengan patung kakek dan nenek itu dengan pemandangan dibrlakangnya ada senja yang akan terbenam.
Taman Cinta Sanbiwara.
Penulis Bayu Saputro.
*Cerita ini fiktif, hanya bentuk karangan semata.
Tak ada sekata patahpun diantara keduanya, hanya perlambang kasih sayang pada genggaman tangan.
Hingga jelang terbenamnya sang senja, kedua nenek dan kakek itu kemudian meninggalkan tempat dimana tempat itu adalah tempat dari tahun ke tahun yang selalu dijadikan untuk menikmati sisa-sisa senja akan terbenam.
Dihari selanjutnya, nenek di tempat itu yang masih saja datang untuk menikmati walaupun tidak lagi ditemani kakek.
Dengan tetap tegar nenek memandangi sisa-sisa senja hingga jelang petang tiba.
Dipandanginya senja indah itu oleh nenek dengan wajah yang mengartikan tak ada penyesalan maupun kesedihan menatap senja indah itu.
Diwaktu selanjutnya, ditempat yang dijadikan tempat pertemuan sepasang kakek dan nenek itu sudah tidak ada lagi tanda-tanda kasih cinta, nenek itu sudah pergi meninggalkan dunia.
Kini, hanya senja dan tempat indah itu yang tak lagi dijadikan tempat pertemuan kedua kakek dan nenek.
Ditempat itu tak ada lagi yang memandangi senja maupun saling genggaman tangan kedua insan yang sedang menikmati kasih sayang.
Kisah kasih cinta kakek dan nenek yang bertemu di tempat itu kemudian oleh Sanbiwara dibuatkanlah patung kakek dan nenek yang persis sedang memandangi senja dengan kedua tangan kakek dan nenek saling bergenggaman.
Sanbiwara, sosok pemuda yang ternyata memperhatikan dari kejauhan kedua kakek dan nenek sepanjang hidupnya bila sedang berada di tempat itu.
Kini ditempat itu, patung kakek dan nenek dengan diberi bentuk tulisan, dipadati oleh pengunjung yang datang sembari menikmati senja indah.
"Taman Cinta Sanbiwara," ucap Andi kepada Ani.
"Sanbiwara itu siapa siapa sih? Kenapa tempat ini di beri nama taman cinta sanbiwara? Trus patung kakek dan nenek itu siapa ya? Kenapa kakek dan nenek memandangi ke arah senja saat terbenam? Trus kenapa kedua tangan kakek dan nenek itu saling bergegaman?" tanya Ani kepada Andi.
"Saya juga tidak tahu," jawab Andi.
Andi dan Ani yang sedang di tempat yang sekarang diberi nama Taman Cinta Sanbiwara itu kemudian mereka berdua mengabadikannya dengan brrfoto bersama dengan patung kakek dan nenek itu dengan pemandangan dibrlakangnya ada senja yang akan terbenam.
Taman Cinta Sanbiwara.
Penulis Bayu Saputro.
*Cerita ini fiktif, hanya bentuk karangan semata.
No comments:
Post a Comment